Langsung ke konten utama

BAB 3 (pertemuan 3) - 4.6 Aspek Kebahasaan Cerita Pendek

 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi                : Aspek Kebahasaan Cerita Pendek

Tugas                 : Bulan Oktober- November

Guru                   : Susi Purwaningsih, S.Pd

Sumber               : Buku Paket Bahasa Indonesia SMP/ MTs IX

Assamualaikum anak-anak kelas 9, bagaimana kabarnya hari ini? semoga senantiasa sehat selalu dan siap untuk belajar dengan semangat. Hari ini kita belajar memahami dan berlatih tentang aspek kebahasaan cerita pendek.

Ciri-ciri Kebahasaan Teks Naratif

  1. Sudut pandang pencerita menjadi ciri kebahasaan khas cerpen, pencerita menjadi orang pertama atau ketiga. 
  2. Beberapa dialog dapat dimasukkan, menunjukkan waktu kini atau lampau.
  3. Kata benda khusus, pilihan kata benda yang bermakna kuat dan bermakna khusus, misalnya memilih kata beringin, atau trembesi dibanding pohon.
  4. Uraian deskriptif yang rinci, deskripsi yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, dan karakter. Misalnya, baunya seperti apa, apa yang bisa didengar, terlihat seperti apa, seperti apa rasanya, dan lain-lain.
  5. Penggunaan majas: 
    • simile (perbandingan langsung "Seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari katapel sambil menjerit sejadi-jadinya");
    • metafora (perbandingan tidak langsung atau tersembunyi "Dia memiliki hati batu", "Keras kepala seperti lembu");
    • personifikasi (benda mati yang dianggap seperti makhluk hidup "awan tertatih-tatih melintas langit", "kerikil di jalan tampak pucat sedih").
    6. Penggunaan pertanyaan retoris sebagai teknik melibatkan pembaca, "Pernahkah tinggal di                 rumah apung di sungai?"

Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku” atau “saya” atau juga                 “kami” (jamak). Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, Anda seakan-akan menjadi        salah satu tokoh dalam cerita yang sedang dibuat. Si pembaca pun akan merasa melakoni setiap            cerita yang dikisahkan.

     Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Utama)

    Sesuai dengan namanya–sudut pandang orang pertama (tokoh utama)–si penulis seolah-olah ‘masuk’     dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh sentral dalam cerita (first person central). Segala hal     yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku” lakukan akan     digambarkan pada cerita tersebut. Ia akan menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika ada           peristiwa/tokoh di luar diri “aku”, peristiwa/tokoh itu akan diceritakan sebatas keterkaitan dengan            tokoh “aku”. 

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama:

Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun lalu aku dilahirkan…….dst.

- Sudut pandang orang pertama (Tokoh Sampingan)

Pada teknik ini, tokoh “aku” hadir tidak dalam peran utama, melainkan peran pendukung atau tokoh tambahan (first personal peripheral). Kehadiran tokoh “aku” dalam cerita berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada pembaca.

Sementara tokoh utama, dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap dengan dinamika yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku” pada teknik ini hanya sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan) oleh tokoh utama.

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh sampingan:

Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran jika banyak orang menyukainya.

- Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang digunakan ialah “dia” “ia” atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.

Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga.

Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia” di dalam cerita.

- Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu)

Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.

Ia seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh ya, selain menggunakan kata ganti “ia” atau “dia”, kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat).

Contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu:

Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata.

- Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)

Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak semahatahu teknik itu.Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.

Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia” yang sedang ia ceritakan.

Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat:

Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan sang kekasih yang tidak direstui oleh keluarga?


- Sudut Pandang Campuran


Pada sudut pandang campuran, si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.  Ada kalanya si penulis ‘masuk’ ke dalam cerita (bukan sebagai tokoh utama) dan ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yang serba tahu.

 sumber: https://salamadian.com/pengertian-sudut-pandang-novel-cerpen/

TUGAS!

Kerjakan soal pada buku paket halaman 77-78 (10 SOAL)

Menulis cerpen atau karya fiksi memerlukan ketrampilan memilih kata yang bermakna kuat, lebih ekspresif (tepat, mampu memberikan, mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan) secara emosi. berikut merupakan latihan memilih kata ekspresif:

Contoh soal nomor 1

1. "Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu." Ia berkata, "Aku ikut". Makna yang emotif yang         terkandung dalam kalimat ini adalah .....

Jawaban: "Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu." menunjukkan kalimat yang menggunakan                majas metafora sebab dari kutipan kalimat tersebut menunjukkan perbandingan tidak langsung                atau memiliki makna tersembunyi yakni (keinginan ikut secara terpaksa).

Jika sudah memperhatikan contoh dan penjelasan materi di atas silahkan melanjutkan mengerjakan soal pada buku tulis kalian, jika sudah kirim tugas DI LINK BERIKUT: https://forms.gle/sHJwY5UBZ7fvkCqf7 wajib dikirim tugasnya hari ini maksimal pukul 16.00.

- SEMANGAT BELAJAR-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3.11 Mengidentifikasi informasi tentang fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar

Assalamualikum anak-anak kelas 7D, bagiamana kabarnya hari ini? Semoga selalu senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Hari ini waktunya belajar Bahasa Indonesia memasuki materi pada BAB baru yaiku Teks Cerita Fabel. Adapun persiapan pembelajaran yang harus dilakukan dalam belajar di BAB ini yaitu ada 4 poin, coba anak-anak perhatikan peta konsep di atas, kemudian perhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan materi berikut ini.   Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari BAB ini, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi informasi tentang teks fabel/ legenda daerah setempat yang di baca dan di dengar menceritakan kembali isi fabel. legenda daerah setempat yang dubaca dan didengar menelaah stuktur dan kebahasaan teks fabel daerah setempat yang dibaca dan didengar memerankan isi fabel daerah setempat yang dibaca dan didengar A. Mengidentifkasi informasi tentang fabel Kalian tentu pernah membaca fabel. Mengapa nenek moyang kita menciptakan fabel? Pada semester lalu kamu sudah belajar cerita fan

Mengidentifikasi Informasi Teks Diskusi

 Guru                       : Susi Purwaningsih, S.Pd Mata Pelajaran     : Bahasa Indonesia/ Genap Indikator Pencapaian : Menyebutkan informasi dari teks diskusi berupa pendapat pro dan kontra dari                                                        permasalah aktual Assalamualaikum wr.wb anak-anak hari ini untuk pelajaran Bahasa Indonesia memasuki materi baru tentang teks diskusi. Silahkan untuk menyimak dan membaca penjelasan materi berikut dengan sungguh-sungguh sebelum mengerjakan tugas yang telah diberikan. Mengidentifikasi Informasi Teks Diskusi Diskusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Diskusi pada umumnya dilakukan oleh dua kelompok yang membicarakan suatu masalah. Sama seperti diskusi, teks diskusi mempunyai pengertian suatu jenis teks yang mempunyai pendapat mengenai suatu hal. Hal yang mendasari teks diskusi adalah pendapat. Pendapat dalam sebuah teks diskusi bisa setuju (pro) ataupun tidak setuju (

TUGAS BAHASA INDONESIA - MENYIMPULKAN INFORMASI ISI TEKS TANGGAPAN

     MENYIMPULKAN INFORMASI ISI TEKS TANGGAPAN Guru           : Susi Purwaningsih, S.Pd Kelas         : 9 A,B&C SMP WAHID HASYIM MALANG Assalamualaikum anak-anak kelas 9 bagimana kabar kalian hari ini? bu Susi berharap kalian dalam keadaan baik dan semoga selalu senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Dimasa pandemi ini kalian belajar harus tertuntut lebih disiplin dan mandiri semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan siap untuk belajar dengan semangat baru. Baiklah kita mulai lagi untuk belajar pada materi baru, sebelum belajar dan sebelum bu susi jelaskan materi maka marilah kita berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing, berdoa dimulai! Hari ini kita akan belajar mengenai materi lanjutan yakni tentang Teks Tanggapan jika di pertemuan lalu sudah dijelaskan apa yang dimaksud dengan teks tanggapan, bagaimana cara menentukan tanggapan. Nah, bu susi berharap kalian dapat memahami materi di pertemuan sebelumnya dengan seksama sebagai bekal untuk mempelajari materi selanjutnya.  Be