Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Aspek Kebahasaan Cerita Pendek
Tugas : Bulan Oktober- November
Guru : Susi Purwaningsih, S.Pd
Sumber : Buku Paket Bahasa Indonesia SMP/ MTs IX
Assamualaikum anak-anak kelas 9, bagaimana kabarnya hari ini? semoga senantiasa sehat selalu dan siap untuk belajar dengan semangat. Hari ini kita belajar memahami dan berlatih tentang aspek kebahasaan cerita pendek.
- Ciri-ciri Kebahasaan Teks Naratif
- Sudut pandang pencerita menjadi ciri kebahasaan khas cerpen, pencerita menjadi orang pertama atau ketiga.
- Beberapa dialog dapat dimasukkan, menunjukkan waktu kini atau lampau.
- Kata benda khusus, pilihan kata benda yang bermakna kuat dan bermakna khusus, misalnya memilih kata beringin, atau trembesi dibanding pohon.
- Uraian deskriptif yang rinci, deskripsi yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, dan karakter. Misalnya, baunya seperti apa, apa yang bisa didengar, terlihat seperti apa, seperti apa rasanya, dan lain-lain.
- Penggunaan majas:
- simile (perbandingan langsung "Seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari katapel sambil menjerit sejadi-jadinya");
- metafora (perbandingan tidak langsung atau tersembunyi "Dia memiliki hati batu", "Keras kepala seperti lembu");
- personifikasi (benda mati yang dianggap seperti makhluk hidup "awan tertatih-tatih melintas langit", "kerikil di jalan tampak pucat sedih").
Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Utama)
Sesuai dengan namanya–sudut pandang orang pertama (tokoh utama)–si penulis seolah-olah ‘masuk’ dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh sentral dalam cerita (first person central). Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku” lakukan akan digambarkan pada cerita tersebut. Ia akan menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika ada peristiwa/tokoh di luar diri “aku”, peristiwa/tokoh itu akan diceritakan sebatas keterkaitan dengan tokoh “aku”.
Contoh sudut pandang
orang pertama tokoh utama:
Aku sedang mengamati
lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan huruf
Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun lalu aku
dilahirkan…….dst.
- Sudut pandang orang pertama
(Tokoh Sampingan)
Pada teknik ini, tokoh
“aku” hadir tidak dalam peran utama, melainkan peran pendukung atau tokoh
tambahan (first personal peripheral). Kehadiran tokoh “aku” dalam cerita
berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada pembaca.
Sementara tokoh utama,
dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap dengan dinamika yang
terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku” pada teknik ini hanya sebagai saksi dari
rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan) oleh tokoh utama.
Contoh sudut pandang
orang pertama tokoh sampingan:
Brak!!! Sekali lagi aku
dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika pergi terburu-buru
sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika adalah
gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran jika banyak orang
menyukainya.
- Pada teknik sudut
pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang
digunakan ialah “dia” “ia” atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata
ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.
Selain kata ganti yang
digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama
dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada
sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam
cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga.
Pada sudut pandang
orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan
tokoh “dia” di dalam cerita.
- Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu)
Pada sudut pandang
orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh
utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan
latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.
Ia seperti seorang yang
mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh ya, selain menggunakan kata
ganti “ia” atau “dia”, kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh
itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat).
Contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu:
Sudah
6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang
merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu argumen dengan sang ayah
yang memang memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum akhirnya
dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata.
- Sudut Pandang Orang
Ketiga (Pengamat)
Teknik ini hampir sama
dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak
semahatahu teknik itu.Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan
sebatas pengetahuannya saja.
Pengetahuan ini
diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara
mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di
dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis
tentang tokoh “dia” yang sedang ia ceritakan.
Contoh Sudut Pandang
Orang Ketiga Pengamat:
Entah
apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor langsung
menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu
belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan sang kekasih yang tidak
direstui oleh keluarga?
- Sudut Pandang
Campuran
Pada sudut pandang
campuran, si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang
pertama dan orang ketiga. Ada kalanya si penulis ‘masuk’ ke dalam
cerita (bukan sebagai tokoh utama) dan ada kalanya ia berada di luar cerita
menjadi orang yang serba tahu.
sumber: https://salamadian.com/pengertian-sudut-pandang-novel-cerpen/
TUGAS!
Kerjakan soal pada buku paket halaman 77-78 (10 SOAL)
Menulis cerpen atau karya fiksi memerlukan ketrampilan memilih kata yang bermakna kuat, lebih ekspresif (tepat, mampu memberikan, mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan) secara emosi. berikut merupakan latihan memilih kata ekspresif:
Contoh soal nomor 1
1. "Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu." Ia berkata, "Aku ikut". Makna yang emotif yang terkandung dalam kalimat ini adalah .....
Jawaban: "Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu." menunjukkan kalimat yang menggunakan majas metafora sebab dari kutipan kalimat tersebut menunjukkan perbandingan tidak langsung atau memiliki makna tersembunyi yakni (keinginan ikut secara terpaksa).
Jika sudah memperhatikan contoh dan penjelasan materi di atas silahkan melanjutkan mengerjakan soal pada buku tulis kalian, jika sudah kirim tugas DI LINK BERIKUT: https://forms.gle/sHJwY5UBZ7fvkCqf7 wajib dikirim tugasnya hari ini maksimal pukul 16.00.
- SEMANGAT BELAJAR-
Komentar
Posting Komentar