Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Pertemuan 11 - Menyimpulkan Unsur-unsur Cerita Pendek

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/Ganjil K.D: 4.5   Menyimpulkan Unsur-unsur Cerita Pendek Assalamualaikum wr.wb anak-anak kelas 9, bagaimana kabar kalian hari ini ? semoga senantiasa sehat tiada kurang suatu apapun dan tetap semangat untuk belajar. Hari ini berjumpa lagi dengan pelajaran Bahasa Indonesia melanjutkan pembelajaran di minggu sebelumnya tentang Cerpen, sebelum bu Susi lanjutkan pastinya anak-anakku semua sudah paham ya apa yang dimaksud dengan Cerpen ? Ibu coba untuk mengulas kembali bahwa Cerita Pendek (cerpen) mengangkat persoalan kehidupan manusia secara khusus. Tema cerpen berasal dari persoalan keseharian hingga ke renungan filosofis yang dipotret dari kehidupan nyata. Tokoh dan latar bisa saja direkayasa demi kepentingan keindahan cerita dan sekaligus membedakannya dengan teks cerita pengalaman nyata. Ciri cerpen juga ditandai dengan jumlah karakter yang relatif kecil mencangkup satu tindakan tunggal dengan satu fokus tematik. Unsur yang ada pada

Pertemuan 10 - Mengidentifikasi Cerita Pendek

Assalamualaikum Wr. Wb, anak-anak kelas 9 hari ini untuk pelajaran Bahasa Indonesia mulai pada pembahasan  di pelajaran BAB III, untuk itu sebelum bu Susi jelaskan secara rinci. Perlu bu Susi ingatkan terkait tanggung jawab kalian dalam menuntaskan tugas yang masih kosong, apalagi di masa pandemi seperti saat ini kalian diharapan agar lebih disiplin, tingkatkan kesadaran sebagai siswa untuk taat terhadap peraturan sekolah. Untuk itu, silahkan dituntaskan tanggung jawabnya karena masih banyak dari kalian yang menjadi catatan dalam mengumpulkan tugas yang masih kosong. Semoga kalian selalu dalam kondisi sehat walafiat tiada kurang suatu apapun, siap dan semangat untuk belajar hari ini. Baik bu Susi mulai penjelasan materi hari ini, silahkan baca dan perhatikan dengan sungguh-sungguh  A. Mengidentifikasi Cerita Pendek Cerpen termasuk jenis karya sastra fiksi karena bersifat khayalan, rekaan, atau tidak sebenarnya. Dengan demikian, cerita fiksi merupakan sebuah karya satra yang bersifat im